Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang optimal dan berkelanjutan. Demikian diugkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu secara virtual, Rabu (1/12/2021). Karenanya, pemerintah berkomitmen melakukan penguatan investasi pembangunan sumber daya manusia, terutama pembangungan di bidang pendidikan dan kesehatan.
Program kartu prakerja merupakan salah satu bentuk bantuan kas transfer di masa pandemi Covid 19 untuk menghilangkan gap antara kompetensi SDM dan kebutuhan dunia kerja. “Melalui program prakerja diharapkan kompetensi baik para pencari kerja baru, pencari kerja yang alih profesi, atau korban PHK dapat mengisi kebutuhan dunia kerja. Sehingga masalah pengangguran di Indonesia dapat diatasi,” kata Febrio
Febrio mengungkapkan, berdasarkan survei Ipsos 2021, persepsi masyarakat terhadap program bantuan pemerintah di masa pandemic Covid 19, kartu prakerja dinilai paling bermanfaat di antara program lainnya. “Survey Ipsos 2021, bantuan selama pandemi Covid 19, seperti kartu prakerja, subsidi listik, subsidi intrnet, BLT UMKM, BLT dana desa, Kartu Sembako, PKH, insentif pajak, diskon perumahan, persepsi masyarakat mengenai bantuan sosial saat pandemi yang paling bermanfaat adalah prog kartu prakerja,” kata Ferbrio. Febrio mengungkapkan, kartu prakerja merupakan salah satu bentuk bantuan berbentuk kas transfer di masa pandemi Covid 19 diharpakan dapat menyediakan tenaga kerja dengan kebutuhan di pasar saat ini.
Hal ini menjadi penting, karena masih banyaknya tenaga kerja yang jauh dari harapan, dan sering kali para pekerja kesulitan mendapatkan pekerjaan dikarenakan kompetensi yang diperoleh dari lembaga pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. “Kebijakan pemberian kartu prakerja juga diarahkan untuk mendorong peningkatan keterampilan yang dibutuhkan saat ini dan mendatang, terutama dalam menghadapi era revolusi 4.0 dan teknologi digital,” tambah dia. Tahun 2020, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Kartu Prakerja sebesar Rp 10 triliun dengan target penerima manfaat sebanyak 5,6 juta.
Namun, realisasinya melebihi target yakni 5,19 juta dengan total anggaran Rp 13,4 triliun. Di tahun 2021, alokasi program kartu prakerja mencapai Rp 21,2 triliun yang semula Rp 21,2 triliun dengan target 5,97 juta penerima. Per Oktober 2021, realisasi penerima mencapai 2,7 juta penerima dengan total anggaran Rp 9,4 triliun.
“Secara akumulatif jumlah penerima program kartu prakerja yang ditetapkan dari awal sampai 30 September 2021 sudah mncapai 12 juta penerima yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, 514 kabupaten kota,” jelas dia. (Kiki Safitri)